Bersyukur Kunci Sukses Menuju Puncak #UsiaCantik
banner |
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik – baik perhiasannya adalah
wanita shalehah“.
(HR.
Muslim, Ibnu Majah dan An Nasaai)
Adakalanya memang penting buat kaum perempuan khususnya di
Indonesia mendadar diri betapa cantiknya kita dilihat dari berbagai aspek
specifik terkait dengan pencapaian – pencapaian yang telah banyak dilakukan,
memang sepintas terkesan kental dengan aroma narsis mungkin mendekati ujub yang sangat berbahaya bahkan
terkesan feodalis, akan tetapi mari kita memilahnya dan
mencoba memisahkannya dengan benteng imaginasi yang kelak akan tegas saat tiba
di alam realitas.
Narsis Ujub Dan Feodalis
Konon salah satu tokoh mitos Yunani, bahwa Narcissus seseorang yang mendapat kutukan dari dewa
menjadi makhluk yang teramat mencintai bayangan dirinya sehingga addicted
bercermin di sebuah kolam, ia sedemikian terpengaruh dengan kecintaan
dan over kebanggaan ; diluar kesadaran
dari karakter kecintaan yang berlebihan
ini hingga tanpa sengaja menjulurkan
tangan kedalam kolam tempat ia biasa bercermin hingga ia pun tenggelam di telan deras arus air dalam kolam
dari kejadian tersebut tumbuhlah kembang mitologi yang dikenal hingga kini bernama bunga narsis.
Mitos tentang Narcissus paling tidak memberikan pelajaran
bahwa segala sesuatu yang kelewatan atau berlebihan akan menjemput dampak
kecelakaan bagi jiwa pengidapnya, maka
penulis kali ini mencoba dengan hati – hati mengungkapkan satu atau dua jenis
pencapaian yang boleh di ekspose dalam konteks bersyukur pada Nya
sehingga kelak menginspirasi dan memberikan manfaat energi untuk berkiprah di
lini masing – masing.
Adalah sifat ujub yang
juga sangat penting kita hindari bersama, sedikit atau banyak persentasenya
akan berdampingan dengan pencapaian –
pencampaian diri yang gemilang satu hal
yang fundamental di tanamkan dalam diri bahwa keberhasilan individu adalah sangat bergantung
dari lingkungan sekitar, banyak orang
berkontribusi terhadap pencapaian itu sehingga sifat ujub itu yang oleh al
Qur’an di deskripsikan dengan jelas dalam satu kisah fenomenal dan kemudian disandangkan kepada Fir’aun - Faraoh Ramses II senasib dengan Narcissus, maka Fir’aunpun di tenggelamkan Allah SWT. pada samudra bernama Laut Merah oleh Sang Penguasa alam, kendati ia ingin sekali bertaubat dan nafsu hendak kembali ke daratan.
Fir’aun terlambat . . . kemudian menjadi mummy lazim di kunjungi penduduk dunia yang menjadi salah satu destinasi wisata Mesir mummy Fir’aun adalah pelajaran berharga karena mengidap penyakit menahun bernama ujub.
Fir’aun terlambat . . . kemudian menjadi mummy lazim di kunjungi penduduk dunia yang menjadi salah satu destinasi wisata Mesir mummy Fir’aun adalah pelajaran berharga karena mengidap penyakit menahun bernama ujub.
pict : dari Mbak Vivera Siregar |
Baiklah kali ini kita berbincang hangat gaya perempuan yang hendak
mencapai puncak #UsiaCantik memaparkan diri secara transparan sejenak
saja tidak hendak berlama – lama inipun demi menyulut
semangat menanti akhir kehidupan yang lebih barokah
sehingga memperoleh labeling khusnul
khotimah Insya Allah. Amiin . .
. Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin,
Penulis mendadarkannya tidak bermaksud narsis serta berjuang
keras menghindari sejauh - jauhnya sifat ujub juga tidak bermaksud masuk
ke wilayah karakter feodalism yang membabi buta dimana pada saat ini
peran media menjadi sangat mendukung untuk memberhalakan sesuatu apapun.
Terpampang jelas di depan mata bangsa ini sifat feodalism yang
ditanam subur secara masif salah satunya
dengan memberhalakan kecantikan, tidak perlu heran kecantikan memang
sudah menjadi salah satu berhala sejak
jaman purba.
Maka wanita – wanita yang merasa dirinya cantik secara lahiriah
mereka sadar atau tidak telah membangun
sekte khusus yang juga mendapat perlakuan istimewa dari media secara intens
termasuk orang – orang yang terkait dengan pengagungan kecantikan dari sekitarnya
sehingga muncul kaum feodalist dilingkup ini, karena pada umumnya mereka belum mengetahui
secara gamblang tentang sejarah yang mengisahkan Ibunda Siti Hawa dan Siti
Sarah adalah makhluk tercantik di dunia yang Allah ciptakan.
Seorang ulama menjabarkan secara persentase angka berdasar hadis qudsi bahwa Allah
menganugerahkan kecantikan kepada Ibunda Siti Hawa dan Siti Sarah 90% yang meliputi kecantikan seluruh alam tidak
akan ada yang menandingi kecantikan mereka berdua ; sedangkan sisa kecantikan yang di taburkan ke
alam dunia ini hanya tinggal 10 % Allah berikan pada semua perempuan di muka
bumi ini dari sejak jaman purba hingga kini, mari kita cerna jika
sepuluh persen bernama kecantikan dibagikan dengan total populasi penduduk alam
dari sejak dunia lahir hingga saat ini .
. . dan bersama kecantikan yang ada di muka bumi ini secantik apa seseorang
dengan berbagai aktribut kebesarannya adalah tidak akan sampai seulas debu setelah itu Allah akan mencabut
kecantikan mereka dan kita semua yang tersisa adalah ‘bangkai’ kata vulgar yang sesungguhnya tidak layak
disandangkan pada makhluk bernama manusia.
(Masya Allah bagi mereka yang memberhalakan kecantikan itu . . . !)
dia selalu ada mendampingi kami dengan setia (pict:dok.pribadi) |
Beradaptasi Dengan Dukalara
Penulis merasakan bahwa inilah puncak prestasi yang tengah dirintis
dengan tangis di rambah kealam duka merayap dibelantara fana jatuh bangun dan
tertatih – tatih adalah melewati detik demi detik setiap helaan nafas lara
merangkak meninggalkan masa berkabung teramat panjang setelah wafat sang
kekasih tercinta ia telah di panggil oleh Nya pada hari senin 06 April
2015 / 16 Jumadil akhir 1436 H dalam kondisi terpuji saat menunaikan shaum
sebagai sunnah Rasulullah Saww., dunia seakan – akan runtuh dan seisi alam ini tidak bermakna tanpa dia.
Ketika saya merasa sukses menyelesaikan pendidikan formal hingga
strata dua, maknanya kosong tanpa
almarhum, keberhasilan takkan terwujud, juga tidaklah mungkin level itu tercapai jika
tidak karena dukungan moril doa dan apapun ia lakukan demi gelar M.Pd yang
kemudian dalam kedinasan penting dilekatkan,
kemudian semua orang mengapresiasi kehebatan saya sebagai seorang Ibu
berputra lima dan berputri tujuh orang dengan label anak – anak kami mandiri
santun dan tekun ibadah bahkan secara ukuran diluar kebiasaan tiga orang dari mereka menjadi blogger yang aktif
menulis bukan . . . bukan . . . karena
diri hamba; yang dianggap cerdas oleh
lingkungan dilevel kampus Perguruan Tinggi yang berwibawa IAIN Yogya dan UPI –
Bandung semua salah menduga kecerdasan, ketangguhan, kehebatan dan kesuksesan karena ada seseorang yang memberi dopping
semangat dan kekuatan dialah suami yang pergi dengan iringan Takbir,
jeritan tangis anak dan isteri.
Saat ini ada sebuah lembaga swadaya kaum perempuan
menawarkan dengan hangat agar saya kembali melanjutkan kuliah strata tiga
pembiayaan mereka yang menanggung,
fikiran melayang kepada almarhum dan secara diplomasi menjawab bahwa
“saya sedang konsentrasi memikirkan pendidikan ke lima putera / puteri yatim
peninggalan ayahnya” padahal dalam benak
di diri hamba saat ini sang istri yang tangguh itu belum berminat lagi untuk
melakukan apapun juga, jiwanya ambruk semangatnya tengah direkonstruksi kalaupun ada berbagai kegiatan semata – mata bertahan dan mencoba menapaki dunia dengan normal agar
semua anak – anak tidak ikut kebingungan dengan tingkah polah saya sebagai
Bundanya.
Bunda tertatih – tatih memetik satu dua tangkai semangat yang masih
bisa diraih anakku semoga bertahan. . . demikian jeritan - jeritan di batin.
eksyen ajaran Donna Imelda (pict:Lalu Budi Karyadi) |
Berharap Selalu Dekat padaNya (pict.dok.pribadi) |
Memang berbagai hal dilakukan untuk menetralisir diri dari
kepedihan yang menusuk - nusuk hingga
seluruh sel – sel di tubuh bereaksi pilu dan ngilu yang . . . jangankan berfikir untuk berdandan
bergerakpun jika tidak diiringi dengan kalimat takbir dan shalawat pada Nabi
Allohummashalli’ala Muhammad, yang bisa dilakukan diam mematung adalah pilihan tanpa alternatif.
Membaca al Qur’an tadarrus rutin menjadi amalan harian sehingga
merasa bahwa Allah dengan berbagai kalimat – kalimat Ilahiyah yang semisal Dia
katakan pada kita semua dalam dialog
“Benar engkau mengaku beriman?”
“Dengan sesungguhnya ya
Allah hamba mengaku beriman”
penuh rasa malu mengungkapkan pengakuan ini, walau dalam hati
membuncah tanya dan penuh keraguan meskipun sepemahaman berbagai cobaan telah
hamba lewati :
- Keterbatasan
hidup tanpa materi berlimpah dilewati dengan mulus dan masih belum berkecukupan
jika ditatapdari aspek ketidak bersyukuran, katakan miskin akan tetapi jujur
adalah kemewahan yang kami punya.
- Kesakitan
fisik yang sungguh tiada tandingannya dengan melahirkan dua belas putera dan
puteri lancar dan sehat Allah anugerahka kekuatan itu.
- Penghinaan
dan pelecehan, fitnah dari lingkungan
sekitar kami berdua bisa saling
mengatasi dan saling memotifasi.
- Bermacam
– macam probrem menghadapi kesemua putera dan puteri kami bisa saling berdikusi
dengan sang suami.
Kali ini Allah kasih ujian dalam kalimat yang menyayat :
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka di biarkan (saja) mengatakan : “Bahwa kami beriman,
sedang mereka tidak diuji lagi” QS.
al Ankabut (29) : 2
Bermacam ayat, menjadi penguat dan pengokoh jiwa meskipun selalu pada
akhirnya masuk pada kesimpulan orang Sunda mengucapkannya dengan istilah populer seperti ini . .
.
Ngajerit maratan langit,
ngoceak maratan jagat
dengan terjemahan yang kurang lebih
mendekati
“Menjerit hingga ke atap langit, berteriak hingga kebatas jagat”
Sikap kita sebagai seorang hamba yang tengah dalam ujian – Nya,
tunduk dan patuh dengan seluruh tubuh tersungkur diatas tanah bagai binatang
yang terluka parah, hanya pasrah terhadap semua ketentuan Allah Yang Maha
Berkehendak.
Shilah arrahiim adalah salah satu cara menetralisir duka lara
dalam jiwa, disamping dari perjumpaan
saling bertatap wajah membangun kekuatan
batin berbagi pengalaman suka duka disana muncul kekuatan yang tidak di duga –
duga, dengan shilah ar rahim cinta terpatri oleh – oleh nya buat masing –
masing adalah saling mendoakan akan kesehatan dan ketabahan mengarungi
gelombang dan lautan kehidupan
Lakukan banyak hal rencanakan semuanya sepadat mungkin, dinamika
adalah teladan yang diwariskan Ibunda
Ismail saat mencari air untuk putera semata wayang ia berlari menuju Shafa
tidak dijumpai air dan kembali berangkat menuju Marwah sama keringnya, dengan
harap kembali ke gunung yang tadi telah ia datangi berbalik dan kembali lagi
hingga tujuh keberlarian, akhirnyapun saya
mengunci panjangnya malam dengan membuka pintu siang tanpa istirahat sejenakpun
agar air mata tak selalu jatuh demi mengenang dia yang lebih dicintai oleh Sang
Pemiliknya Yang Abadi, bagaimanapun melepas kebiasaan
– kebiasaan yang pada akhirnya indah dan membangun budaya yang asing seketika
perihnya sebanding dengan kemanisan apa yang dikatakan sebagai keberimanan
diri.
Melepas kebiasaan – kebiasaan yang pada akhirnya indah
dan membangun budaya yang asing seketika
Secara perlahan, ibarat tetesan air dari tebing menuju batu di
bawahnya setetes demi setetes rasa syukur pada Nya berkumpul menjadi secercah
kekuatan agar dilipat gandakan sehingga menjadi kobaran api yang menghangatkan
orang disekelilingnya.
Alhamdulillah Allah menganugerahkan banyak hal, dan dia sang
tercinta (suami dan Ayah putera dan puteri kami) adalah
jembatan indah menuju kegaiban menanti kami disisi Nya.
#UsiaCantik #loreal . . . . #bloggerperempuan
Lomba blog ini diselenggarakan oleh BP Network dan disponsori oleh L’Oreal Revitalift Dermalift.
Bunda emang teopebegete.... panutan kami para blogger...semangat selalu..
BalasHapus